BannerFans.com

Jumat, 02 September 2011

Peluang Mereformasi Alutsista
SEJAK reformasi Tentara Nasional Indonesia digulirkan pada 1999 silam, pembenahan aspek alat utama sistem senjata (alutsista) hingga kini masih tertinggal.Padahal, militer yang kuat membutuhkan prajurit profesional dengan alutsista andal.

Alutsista yang dipakai TNI sekarang ini banyak yang telah berusia tua, 25–40 tahun.Kondisi itu membuat kesiapan alutsista TNI AD hanya 35%, sedangkan TNI AU dan AL masing- masing 30%.

Sehingga, modernisasi alutsista menjadi keharusan. Persoalannya,meningkatkan kualitas dan kuantitas alutsista membutuhkan biaya yang mahal. Perhatian pemerintah terhadap modernisasi alutsista pertahanan baru terasa beberapa tahun terakhir dengan mencanangkan minimum essential force (kekuatan pokok minimum) pada 2024.

Upaya untuk membangun kekuatan alutsista ini sebenarnya terbilang cukup terlambat. Akibatnya, anggaran yang harus dikucurkan luar biasa besar.Hingga 2014 saja diperkirakan butuh dana Rp150 triliun meliputi biaya pengadaan, perawatan, dan pemeliharaan.

Dengan demikian, ratarata biaya yang diperlukan per tahun Rp30 triliun. Menurut Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq, tingginya kebutuhan anggaran untuk modernisasi dilatarbelakangi ketertinggalan alutsista pertahanan yang sudah berlangsung sangat lama.

“Hingga 2011 yang terpenuhi belum ada seperlima,” katanya kepada SINDO,Jumat (19/8). Presiden SBY pada Selasa (16/8) lalu menyatakan bahwa anggaran untuk Kementerian Pertahanan pada postur RAPBN 2012 mencapai Rp64,4 triliun atau naik sekitar 35,7% dari APBN 2011.

Kenaikan tidak lepas dari upaya untuk membangun kekuatan alutsista. Mahfudz menyatakan, Komisi I DPR menyambut baik adanya peningkatan anggaran pertahanan 2012.Anggaran ini memang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan modernisasi alutsista sesuai target MEF tahap pertama 2014.

Walaupun postur anggaran tahun 2012 untuk Kementrian Pertahanan merupakan yang terbesar di antara kementerian lainnya, tak ada jaminan pelaksanaan MEF bakal berjalan sesuai rencana. Sebab, sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya,alokasi untuk alutsista masih jauh di bawah angka ideal Rp30 triliun.

“Jika kebijakan anggaran pemerintah masih seperti ini,MEF sulit tercapai sesuai rencana,”sebut politikus dari PKS ini. Dampak yang ditimbulkan bisa sangat luas.Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, kekuatan alutsista Indonesia akan tertinggal dari negara-negara tetangga.

“Dan, ini menyangkut kedaulatan negara,” sebut Mahfudz. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menuturkan, dari kebutuhan anggaran Rp150triliununtukMEF,Rp100 triliun di antaranya sudah masuk dalam base line pembiayaan oleh Bappenas, sehingga Kementerian Pertahanan tinggal mengupayakan Rp50 triliun.

Uang Rp50 triliun itu direncanakan terpenuhi lewat APBN 2011 hingga 2014 dengan besaran berturut-turut adalah Rp11 triliun, Rp12 triliun, Rp13 triliun, dan Rp14 triliun.Realisasinya pada 2011 hanya terpenuhi sekitar Rp4 triliun.“Memang belum tercapai untuk tahun ini karena kan banyak juga kebutuhan pemerintah untuk kesejahteraan rakyat,”katanya.

Purnomo mengungkapkan, hanya ada tiga pilihan untuk mencapai MEF. Yakni,memaksimalkan kemampuan produksi dalam negeri dan mendatangkan dari luar negeri,melakukan joint venture dengan negara asing, serta menunggu industri pertahanan nasional mampu menyuplai kebutuhan alutsista.

Jika mengambil pilihan terakhir, dipastikan target MEF tidak bisa dicapai pada 2024. Dia menyatakan,pada prinsipnya pembangunan alutsista yang sekarang dirintis untuk mengejar reformasi TNI di bidang alutsista.

“Waktu kita mulai reformasi TNI, waktu itu yang direformasi adalah SDM, organisasi, strukturnya, TNI tidak boleh berpolitik, tidak boleh berbisnis, dan sebagainya. Kita juga sudah berikan kesejahteraan, lalu ada remunerasi birokrasi. Yang belum sekarang ini adalah reformasi alutsista,”katanya. Mantan Menteri ESDM itu menegaskan bahwa saat ini reformasi alutsista sedang dimulai.

“Anggaran kita mulai meningkat karena salah satunya kita pakai untuk alutsista. Pembelian alutsista ini kita anggarkan mulai kabinet ini sebesar USD6,5 miliar,”tutur dia. Dalam Buku Putih Pertahanan 2008 disebutkan,pemenuhan kebutuhan alutsista dilakukan secara bertahap dengan proyeksi tercapai dalam kurun waktu 20 tahun. ● fefy dwi haryanto 
 
Sumber : Harian seputar Indonesia

New from Alutsista

TNI-AU Percepat Pengadaan Alutsista Sebelum Masa Jabatan SBY Berakhir

KULON PROGO - TNI-AU akan mempercepat program pengadaan berbagai alutsista dan sistem pendukungnya untuk periode tahun 2010-2014.

Demikian disampaikan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, di Wates, Kamis (1/9), "Presiden SBY berharap sebelum masa jabatannya berakhir (tahun 2014) program pengadaan alutsista sudah selesai. Sehingga saat masa jabatan beliau berakhir, TNI dalam hal ini TNI-AU sudah kuat."

Saat ini program pengadaan alutsista baru TNI AU sudah berjalan. Mulai dari pengadaan pesawat EMB-314 Super Tucano dari Brazil, jet latih T-50 Golden Eagle dari Korea Utara dan enam Sukhoi Su-27/30 Flanker beserta persenjataannya.

Menyoal mengenai hibah jet tempur F-16, Sufaat berkata, Konggres Amerika pada 16 Agustus lalu baru saja menyetujui permohonan kita. Dan telah disetujui sebanyak 30 unit jet tempur.

Begitupula halnya dengan program kerjasama pembuatan jet tempur generasi 4.5 terbaru, KF-X/IF-X. "Diharapkan hingga tahun 2024 nanti, Indonesia akan memiliki tambahan 50 unit pesawat tersebut," katanya.
Dikatakan KSAU hubungan baik dengan negara-negara cukup menjadi obat mujarab. Sufaat menyatakan, TNI-AU kini juga sedang menunggu pengadaan hibah pesawat angkut C-130 Hercules dari AU Australia.

"Kami masih menunggu dari Australia seperti pengadaan pesawat Hercules untuk pengananan bencana. Sehingga jika terjadi bencana, dapat digunakan untuk membantu menangani seperti penyaluran bahan makanan atau untuk menyelamatkan korban bencana," katanya.

Menurut dia, banyak pesawat yang sudah ada perlu segara diganti karena usianya rata-rata mencapai 30 tahun. "kalau tidak diganti biaya perawatannya sangat tinggi. Selain itu, ada beberapa suku cadangan pesawat sudah tidak dibuat lagi karena pabrik yang membuat pesawat sudah tidak beroperasi," katanya.

Walau demikian, kata dia, meski beberapa pesawat sudah tidak dapat berfungsi secara maksimal, TNI-AU akan memaksimalkan operasionalisasi pesawat tempur untuk mengamankan wilayah kedaulatan Indonesia dari ancaman negara-negara lain.

Sumber : ANTARA

Kamis, 01 September 2011

About Indonesian military defence

Berita pertama  datang dari TNI-AU mengenai hibah nih kawan-kawan. hibah apa ya ? monggo silahkan baca dulu. :)


JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia tetap menerima hibah pesawat tempur F-16 dari pemerintah Amerika Serikat.

"Kita tetap dapat hibah," katanya, usai menyaksikan penyerahan enam unit helikopter Mi-17 V5 dari pemerintah Rusia ke Indonesia melalui Kementerian Pertahanan di Skuadron 2 Puspenerbad Pondok Cabe, Tangerang, Banten, Jumat (26/8).

Ia menambahkan dengan penambahan ini dipastikan Indonesia bakal memiliku dua Skuadron F-16. Pesawat yang dihibahkan merupakan tipe Block 25 yang akan di-"up grade" menjadi f16 'block 32.

Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Erris Heriyanto menambahkan, dari 30 unit F-16 yang dihibahkan nanti, 24 unitnya akan dihidupkan dengan mesin baru.

"Hibah F-16 itu telah mendapat persetujuan dari kongres AS. `Congress Notification` sudah keluar pada 16 Agustus 2011 lalu dan kita tetap mendapatkan hak atas hibah itu," katanya. Sebelumnya dikabarkan Kongres AS membatalkan rencana hibah F-16 kepada Indonesia dan menawarkannya ke Taiwan. "Itu tidak benar," katanya.

Sumber : ANTARA